Search Suggest

Hukum Membaca Robbighfirli Setelah Fatihah dalam Shalat

Membaca رب اغفرلي (rabbighfirlii) setelah ولا الضالين (wa ladhdhallin) dalam fatihah shalat

Pendapat ulama mengenai hal tersebut, antara lain :

1. Al-Bakry al-Damyathi mengatakan bahwa mengucapkan rabbighfirli setelah wa ladhdhallin adalah sunnah berdasarkan hadits hasan, yaitu

ﺃﻧﻪ ﺻﻠﻌﻢ ﻗﺎﻝ ﻋﻘﺐ ﻭﻻ ﺍﻟﻀﺎﻟﻴﻦ ﺭﺏ ﺍﻏﻔﺮﻟﻲ

Selanjutnya Al-Damyathi mengutip pernyataan Ali Syibran al-Malusy, yaitu:

“ Sepatutnya seandainya menambah wa liwalidaiya wa lijami’ul muslimin, maka tidak mudharat pula”1

Hadits di atas telah disebut oleh Ibnu Hajar al-Haitamy dalam Kitab beliau, Tuhfah al-Muhtaj dengan penilaian hadits sebagai hadits hasan. 2

2. Qalyubi berkata :

“Tidak disunnatkan berdo’a sebelum membaca amin. Namun Ibnu Hajar mengecualikan rabbighfirli karena ada keterangannya .”3

3. Alwy Abu Bakar Muhammad al-Saqaf mengatakan, 4 bahwa sunnah membaca rabbighfiirli wa liwalidayya sebelum membaca amin adalah karena mengharap pembacaan amin serentak dengan amin para ahli langit, sebagaimana hadits Syaikhain :

ﺇﺫﺍ ﺃﻣﻦ ﺍﻻﻣﺎﻡ ﻓﺄﻣﻨﻮﺍ ﻓﺄﻧﻪ ﻣﻦ ﻭﻓﻖ ﺗﺄﻣﻴﻨﻪ ﺗﺄﻣﻴﻦ ﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻏﻔﺮ ﻟﻪ ﻣﺎ ﺗﻘﺪﻡ ﻣﻦ ﺫﻧﺒﻪ

Artinya : Apabila imam membaca amin, maka bacalah amin. Barangsiapa yang serentak aminnya dengan amin para malaikat, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.(H.R. Bukhari 5 dan Muslim 6 )

Kesimpulan

Dengan demikian, membaca rabbighfiirli wa liwalidayya sebelum membaca amin adalah sunnah berdasarkan keterangan di atas.

Daftar Pustaka

1. Al-Bakri al-Damyathi, I’anah al-Thalibin, Thaha Putra, Semarang, Juz. I, Hal. 147. Keterangan yang sama dapat juga dilihat dalam Bujairumy, Hasyiah al-Bujairumy ‘ala Fathul Wahab, Darul Fikri, Beirut, Juz. I, Hal. 199

2. Ibnu Hajar al-Haitamy, Tuhfah al-Muhtaj, Darul Fikri, Beirut, Juz. II, Hal. 50

3. Qalyubi, Hasyiah Qalyubi wa Umairah, Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyah, Indonesia, Juz. I, hal. 152

4. Alwy Abu Bakar Muhammad al-Saqaf , Ta’liq Nihayah al-Zain, dicetak dalam Nihayah al-Zain, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Jakarta, Hal. 76

5. Bukhari, Shahih Bukhari, Dar Thauq al-Najh, Juz. I, Hal. 156, No. Hadits : 780

6. Imam Muslim, Shahih Muslim, Maktabah Dahlan, Indonesia, Juz. I, Hal. 307, No. Hadits : 410